ADIWARTA.COM: KONAWE – Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST., secara resmi membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis (RPIKS) yang digelar di Hotel Nugraha, Selasa (7/10/2025).
Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat sinergi lintas sektor dalam merumuskan arah pembangunan infrastruktur strategis yang berkelanjutan dan berdaya saing, khususnya untuk mendukung pengembangan Kawasan Industri Konawe (KIK).
FGD dihadiri oleh Sekretaris Daerah Konawe, Kepala Bappeda, serta perwakilan dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), di antaranya Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan BPBD Konawe.
Turut hadir pula Direktur PDAM Konawe, Direktur ULP PLN Konawe, Kepala Kantor Pertanahan ATR/BPN Konawe, serta Camat Morosi dan Camat Bondoala. Selain unsur pemerintah, kegiatan ini juga melibatkan Tim Teknis Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis, perwakilan industri dari PT Virtue Dragon Nickel Industry Park, PT Virtue Dragon Nickel Industry, dan PT Obsidian Stainless Steel, serta Tim Penyusun RPIKS sebagai mitra strategis perencanaan terpadu.
Dalam sambutannya, Bupati Yusran Akbar menegaskan pentingnya penyusunan RPIKS sebagai panduan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan industri di Konawe.
“Saya sampaikan kepada seluruh OPD agar semangat kolaborasi terus dijaga. Kabupaten Konawe memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang, terutama dengan adanya kawasan industri di Morosi. Namun jika pembangunan tidak direncanakan dengan baik dan mengabaikan kelestarian lingkungan, maka akan menimbulkan masalah besar di masa mendatang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menekankan agar seluruh pihak berkontribusi dalam merumuskan rencana pembangunan kawasan industri yang terintegrasi, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
“Permasalahan seperti limbah industri, drainase kawasan, pengelolaan sampah, serta penataan buffer zone antara industri dan permukiman harus menjadi perhatian bersama. Proses industri logam, khususnya nikel, berpotensi menghasilkan partikel logam berat yang berdampak pada kesehatan masyarakat jika tidak diantisipasi sejak dini,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, Pemkab Konawe berkomitmen menjadikan hasil penyusunan RPIKS sebagai peta jalan pembangunan kawasan strategis yang berorientasi pada pemerataan ekonomi, peningkatan investasi, serta kesejahteraan masyarakat di sekitar Kawasan Industri Konawe.*
Editor: Saldy
