ADIWARTA.COM: KONAWE – Rencana pembangunan kawasan mega industri kedua milik Konawe di Kecamatan Routa pun kian dekat. Pemerintah Daerah Konawe yang dipimpin Sekda telah melakukan kunjungan lapangan, Minggu (24/7/2022).
Tim yang terdiri dari Kepala (Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang didampingi tim dari Polres Konawe datang langsung ke Kecamatan Routa untuk mengetahui lokasi pasti rencana kawasan mega industri yang letaknya di Desa Lalomerui Kecamatan Routa.
Dalam kunjungan itu, PT. Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM) yang merupakan perusahaan pengelola kawasan rencana mega industri itu memaparkan banyak hal pada kunjungan itu.
Pertama pemaparan soal rencana pembangunan smelter pengolahan limonit dan saprolite di Desa Lalomerui. Selanjutnya mengenai rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Selain soal teknis, manajemen PT SCM juga menyampaikan beberapa hal kepada tim Pemda Konawe seperti penurunan status hutan yang berada di lokasi Matabuanga untuk pembangunan smelter PT IKIP yang tergabung dalam manajemen PT SCM.
Hal lainnya yakni soal rencana relokasi masyarakat Desa Mopute yang masuk dalam pengembangan kawasan perusahaan.
Dari hasil kunjungan tersebut, Sekda Konawe Ferdinand Sapan mengatakan akan menindaklanjuti beberapa masukan dan permohonan pihak perusahaan. Disamping itu beberapa kebijakan juga akan langsung diterapkan.
Seperti diketahui, pelaksanaan pembangunan smelter sudah berjalan yang dilaksanakan oleh beberapa tenaga kerja asing sehingga memberlakukan Perbub terkait Tenaga Kerja Asing (TKA).
Ferdinand pun berharap, perusahaan bisa membantu masyarakat sekitar khususnya soal peningkatan ekonomi melalui pemberdayaan usaha-usaha ekonomi lokal atau usaha UMKM masyarakat setempat.
Sementara itu, pihak kepolisian menyarankan pihak perusahaan agar melakukan permintaan pengamanan oleh Personel Polres Konawe demi terjaminnya keamanan investasi.
Seperti diketahui, sebelumnya Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa (KSK) meyakini Kecamatan Routa akan menyusul Morosi sebagai kawasan mega industri.
Menurut KSK, pembangunan pabrik di kawasan industri nikel tersebut sudah akan dimulai tahun ini. Pihak perusahaan tengah mempersiapkan perizinannya.
“Kita doakan tahun ini groundbreaking-nya (seremoni tanda dimulainya proyek, red),” kata KSK.
Ia menuturkan, pabrik ini dibangun tidak hanya mengelola bahan baku nikel. Akan tetapi juga membuat produk Lithium (baterai untuk kendaraan listrik, red). Sehingga, dalam beberapa tahun ke depannya, kawasan tersebut bakal menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. (adv)