ADIWARTA.COM: KONAWE – Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe melalui Dinas Kesehatan menggelar acara Pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tingkat Kabupaten Konawe tahun 2022.
Pelaksanaan kegiatan berlangsung di halaman SD Negeri 1 Unaaha. Dihadiri para kepala OPD, guru dan orang tua siswa serta siswa akan akan melakukan vaksinasi imunisasi.
Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa dalam sambutannya menyampaikan, pandemi Covid-19 yang terjadi awal tahun 2020 memberikan dampak penurunan cakupan imunisasi yang cukup signifikan. Di tingkat global cakupan imunisasi menurun dari 86% di tahun 2019 menjadi 83% ditahun 2020.
Di Indonesia sendiri mengalami penurunan cakupan imunisas dasar dari 93,7% di tahun 2020 menjadi 73% di tahun 2021. Penurunan cakupan imunisasi ini akan mengakibatkan timbulnya daerah-daerah berpotensi menjadi sumber penyakit sangat menular (infeksius) dan menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Kata KSK, pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional ini merupakan rangkaian dari pekan imunisasi dunia tahun 2022 dengan mengangkat “Sehatkan keluarga lewati pandemi dengan imunisasi lengkap,”.
Dengan BIAN diharapkan menjadi momentum yang tepat dan stratetis dalam dalam meningkatkan kembali kesadaran seluruh elemen masyarakat dan swasta dalam meningkatkan cakupan imunisasi sebagai perlindungan semua kelompok umur guna mencapai eradiasi dan eliminsasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3).
Kery menjelaskan, BIAN adalah kegiatan pemberian imunisasi tambahan campak – rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan 12 tahun dan pemberian imunisasi kejar pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap usia 0 sampai 59 bulan.
Adapun jumlah sasaran imunisasi BIAN di wilayah Konawe sebanyak 58.357 terdiri dari anak usia 9 bulan sampal 12 tahun dengan target capaian 95%.
Untuk jenis vaksin yang diberikan adalah vaksin campak-rubella, vaksin OPV dan IPV, vaksin penthavalent (dpt-hb-hib), semuanya telah mendapat rekomendasi dari WHO dan jin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
KSK membeberkan, beberapa penyakit sangat menular (infeksius) dan dapat mengakibatkan kematian seperti campak, rubella, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis b dan polio masih banyak ditemukan di dunia.
Pada tahun 2020 di temukan 93.913 kasus campak dan 7.420 kasus rubella pada tahun 2018 di laporkan 33 kasus polio pertahun, 151.000 kasus pertusis dan diperkirakan 34.000 bayi meninggal akibat tetanus.
Oleh karena itu, lanjut KSK, BIAN merupakan strategi dalam mengatasi permasalahan ini dan diharapkan menjadi penyemangat bagi seluruh lapisan masyarakat di semua kelompok umur untuk terus berupaya bangkit dari kondisi pandemi covid-19.
Sehingga demikian, KSK menghimbau peran dari orang tua maupun pengasuh yang terlibat langsung dalam perkembangan anak, agar selalu menjaga dan memperhatikan kesehatan anaknya.
Ia juga menyampaikan, agar orang tua sejak dini memberikan asupan gizi dan nutrisi bagi anak-anaknya dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kabupaten Konawe.
“Karena anak-anak kita ini harus dijaga kesehatannya, karena mereka penerus cita-cita bangsa kita. Sebab jika anak-anak tidak sehat, bagaimana nantinya bangsa kita ini berjalan ke depannya,” ujar KSK.
KSK pun menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada segenap jajaran kesehatan, lintas sektor serta seluruh masyarakat Konawe khususnya yang telah bahu membahu berjuang dalam melaksankan pembangunan kesehatan untuk mewujudkan keluarga indonesia yang berkualitas dan tumbuh manjadi bangsa yang kuat. (adv)