ADIWARTA.COM: KONAWE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe menggelar Isra Miraj 443 H/2022 M, Selasa (15/3). Peringatan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik langit ketujuh itu dihadiri Sekab Konawe Ferdinand Sapan dan jajaran aparatur sipil negara (ASN). Dr. Sukring Syamsuddin dihadirkan untuk memberikan tausiyah. Kesempatan itu, ia mengatakan meski di luar nalar manusia, perjalanan Nabi Muhammad hanya semalam dalam menerima perintah salat mesti diyakini segenap pemeluk agama Islam.
Sakralnya peristiwa Isra Miraj, kata Sukring Syamsuddin, dikisahkan dalam Alquran (Q.S. Al-Isra ayat 1).
“Jadi ini bukan kisah biasa, tapi luar biasa. Allah mempertaruhkan keesaan-Nya terhadap Nabi Muhammad untuk melakukan sesuatu hal yang mustahil dicerna oleh logika manusia,” ujar Sukring Syamsuddin, dalam tausiyahnya dihadapan Sekab Konawe Ferdinand Sapan dan jajaran ASN Pemkab Konawe.
Sukring Syamsuddin menuturkan, Isra Miraj oleh Rasulullah bukanlah perjalanan menggunakan pesawat terbang antarnegara. Namun merupakan perjalanan keluar dari dimensi ruang dan waktu. “Yang mana, peristiwa itu tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) maupun sains,” ungkapnya.
Dalam kisah Isra Miraj, Rasulullah ditemani Malaikat Jibril melakukan perjalanan menunggangi Buraq, yang menjadi kendaraan super cepat dalam membantu Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Padahal, jarak antara kedua masjid tersebut sekira 1.239 kilometer.
Secara logika, lanjut Sukring, hal itu jauh dari nalar manusia. tetapi harus diyakini dan diimani oleh setiap muslim.
“Menarik memang ditelaah seperti apa ini kecepatan Buraq yang dalam bahasa Arab artinya kilat. Buraq itu makhluk hidup yang digerakkan dengan kekuatan rohani. Satu kali bergerak, larinya bisa 3.000 kilometer per detik. Nabi Muhammad naik Buraq hanya seperduabelas detik. Padahal kalau naik Unta dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, bisa makan waktu tiga bulan itu,” pungkasnya.