ADIWARTA.COM: LASUSUA – Asma, orang tua santri mengaku, kecewa atas mekanisme dan aturan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Islam di Desa Meeto Kecamatan Tiwu Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) atas perlakuan terhadap anaknya.
Kata dia, anaknya dikeluarkan dari pondok tersebut tanpa adanya keterangan yang jelas dari pengurus Ponpes.
Ia bercerita, awalnya anaknya mengalami sakit dan gatal-gatal sehingga dirinya meminta kepihak Ponpes untuk dibawa pulang ke rumah menjalani pengobatan.
Seminggu kemudian keadaanya membaik sehingga ia diantarkan kembali ke pondok. Dari situ, pengurus pondok melarang anaknya kembali dan mengarahkannya untuk membawa pulang kembali anaknya.
“Saya sebagai orang tua kecewa, tanpa alasan dan tidak ada teguran anak saya tiba-tiba disuruh pulang padahal hanya tujuh hari di rumah itupun dalam keadaan sakit,” kata Asma, Minggu (7/11/2021).
Usai mendapat penolakan, ia kemudian protes dan diberitahu salah satu pengurus hal itu terjadi karena imbas dari dia yang pernah jadi narasumber atas keluarnya informasi sejumlah santri mengalami gatal dan luka-luka akibat buruknya kebersihan pompes tersebut.
“Niat saya antar tadi untuk kembali mondok begitu sampai anak saya di suruh pulang. Saya sangat kecewa kenapa niatnya untuk mendapatkan pendidikan dihalangi, padahal semua administrasi dan biaya sudah saya penuhi,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Yayasan Ponpes Al-Islam, Samsuddin Ribi membenarkan hal tersebut, dimana pihaknya menginstruksikan agar santri tersebut pulang kerumah namun tidak dikeluarkan.
Kata dia, ada beberapa hal yang ingin ia bicarakan terlebih dahulu kepada orang tua wali, utamanya mengenai informasi yang berkaitan dengan Ponpes Al-Islam.
“Saya tidak bisa jawab itu, saya pribadi mau tahu itu masalah pemberitaan, apa dasar dan kenapa ada berita begitu,” ucap Samsuddin Ribi dihubungi melalui telepon.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kolut, Muhammad Kadir Azis mengatakan, atas informasi yang ia terima pihaknya akan mengistruksikan secepatnya Kepala Seksi Ponpes untuk melakukan koordinasi terkait permasalahan tersebut agar bisa diluruskan.
“Besok pagi saya arahkan kepala seksi ke pondok untuk komfirmasi,” ujar Muhammad Kadir Azis. *