ADIWARTA.COM: KONAWE – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Konawe tahun 2021 sebesar 6.51 persen.
Angka ini meningkat 0.09 persen dari tahun 2020 yang hanya 6.42 persen. Angka pertumbuhan ini juga menjadikan Konawe sebagai kabupaten dengan PDRB tertinggi di Sulawesi Tenggara dengan rata-rata pertumbuhan tahun 2017-2021 hingga 8.13 persen.
PDRB ADHK di Konawe sebesar Rp7.826 miliar dengan kontribusi tertinggi dari sektor industri pengolahan sebesar Rp2.022 miliar atau 19.46 persen disusul sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp.1.811 miliar.
Adapaun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Konawe berasal dari sektor industri pengolahan sebesar Rp3.202 miliar atau 28.16 persen disusul sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp2.652 miliar atau 23.33 persen.
Pencapain ini dinilai luar biasa di tengah trend pertumbuhan ekonomi yang melemah akibat pandemi Covid-19. Kabupaten Konawe berhasil mempertahankan pertumbuhan disaat kabupaten lain di Sultra alami penurunan bahkan minus pertumbuhan.
Trend pertumbuhan Kabupaten Konawe terlihat dari tahun 2017 diangka 5.21 persen. Puncaknya di tahun 2019 Konawe bahkan melebihi rata-rata pertumbuhan nasional yaitu sebesar 11.84 persen.
Menanggapi pertumbuhan PDRB, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa (KSK) menanggapi secara bahagia dan memberikan apresiasi untuk semua pihak yang ikut memberikan kontribusi positif.
Menurutnya, prestasi tersebut adalah hasil kerja kolektif pemerintah, swasta dan masyarakat Konawe. Kata dia, pertumbuhan ekonomi Konawe saat ini telah melampaui pertumbuhan ekonomi Sultra bahkan nasional.
“Kita bangga karena kerja-kerja kita sudah ternilai. Apa yang kita hari ini adalah hasil kerja keras semua pihak, termaksud pers,” kata Kery, Jumat (25/2/2022).
Meski beberapa sektor alami pertumbuhan, Kery tak menampik adanya sektor yang alami penurunan seperti Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang hingga -2.19 persen disusul Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar -2.01 persen.
Meski demikian, kata Kery untuk sektor pengolahan limbah, pemerintah sedang mempersiapkan strategi untuk menumbuhkan sektor ini.
“Kita sudah ada Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) tinggal ini kita maksimalkan. Memang sektor ini belum ada peminatnya, tapi kita usahakan ini tumbuh,” ujar Kery.*