close

Konawe Gaet Investasi Rp56 Triliun, Kawasan Mega Industri Kedua

Sekda Konawe, Dr. Ferdinand bersama salah satu direktur perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Routa. (Ist)
Sekda Konawe, Dr. Ferdinand bersama salah satu direktur perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Routa. (Ist)

ADIWARTA.COM: KONAWE –  Pembangunan kawasan mega industri di Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah berjalan. Proyek tersebut pun telah menyerap tenaga kerja lokal sekitar 2000 orang.

Sedikit bocoran, dalam pembangunan mega industri ini, ada sejumlah inovasi yang membuatnya berbeda dengan pabrik lainnya yang ada di Indonesia saat ini. Hal itu diungkapkan langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe, Dr. Ferdinan Sapan, SP, MH saat ditemui awak media ini, Selasa 10 Mei 2022.

Ferdy sapaan akrab Sekda Konawe mengungkapkan, kawasan industri Routa akan berbeda dari yang ada di Morosi bahkan daerah lainnnya. Salah satunya yang menjadi pembeda adalah pembangkit listrik yang digunakan.

Rencananya kata Ferdy, pembangkit listrik di sana nantinya bakal menggunakan panel surya atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pemkab Konawe sendiri telah memberikan rekomendasi izin untuk 500 hektar (Ha) untuk dijadikan tempat PLTS.

“Untuk izin lanjutannya pihak perusahaan akan mengurus izin di Kementerian  Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan instansi terkait lainnya,” jelas Ferdy.CD31D667 F74A 4869 B70B 1584D59A2C33

Menurut Ferdy, jika hal itu nantinya terealisasi, dirinya pun tidak bisa membayangkan bagaimana PLTS yang berdiri di atas lahan seluas 500 Ha.

Masih kata Ferdy, selama ini banyak pabrik besar yang masih menggunakan batu bara atau mesin diesel untuk beroperasi. Tetapi untuk mega industri di Routa itu berbeda.

Ferdy pun menyebut, hadirnya kawasan industri dengan konsep PLTS tersebut akan sangat ramah lingkungan. Selain dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dampak pencemaran lingkungan dari karbon dioksida juga dapat diminimalisir.

“Pembangkitnya ini menggunakan energi terbarukan. Jadi lebih ramah lingkungan,” katanya.

Jenderal Aparatur Sipil Negara (ASN) di Konawe ini berharap, luasnya lahan yang dipakai untuk PLTS bisa berbanding sama dengan besarnya tenaga listrik yang dihasilkan. Sehingga nantinya, kelebihan daya yang tidak terpakai untuk mengoperasikan perusahaan bisa disuplai ke masyarakat.62A891C6 A991 44FA 97D9 EC45B1B8D099

“Kita berharap nantinya akan memberikan manfaat tersendiri terhadap warga area pabrik. Khususnya tenaga listrik yang begitu besar,” harap Ferdy.

Ferdy pun menyebut apa yang selama ini didengungkan oleh Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa bahwa Kabupaten Konawe adalah masa depan Indonesia bukanlah sekedar isapan jempol belaka.

“Pak Bupati di setiap kesempatan selalu menyampaikan bahwa Konawe ini masa depan Indonesia. Dan ini betul, industri  bertumbuh, begitu pula dengan ketahanan pangan kita dan ini membuat ekonomi Konawe tumbuh positif meski di masa pandemi Covid -19,” ungkap Ferdy.

Lebih lanjut mantan Kepala BPKAD ini menerangkan bahwa besarnya investasi yang masuk di Kabupaten Konawe ini merupakan wujud kerja – kerja cerdas KSK. Yang pada akhirnya kabupaten lain di Sultra banyak yang sudah mulai mengikuti langka KSK  untuk membangun industri di wilayahnya.

“Pada saat wilayah lain baru merencanakan, kami sudah mengekspor hasilnya.  Wilayah lain cuma mengurusi bahan baku (ore), kami sudah membangun industri,” pungkas Ferdy.10ADE75C 44E0 440F 9021 59D2A3E97EAA

Sebelumnya, Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa (KSK) telah menyingung pembangunan Pabrik Litium yang berada di kecamatan Routa. Belum begitu jelas nama perusahaan yang bakal berdiri di sana. Sempat disebut-sebut satu nama perusahaan, yakni PT. Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).

Meski demikian, ia memberikan bocoran jika tahun 2022 ini, mega industri Routa tersebut sudah akan melakukan peletakan batu pertama pertanda dimulainya proyek pembangunan pabrik. Ia berharap, pabrik lithium (baterai) untuk kendaraan listrik tersebut sudah bisa sepenuhnya beroperasi 2024 mendatang.

KSK juga memberikan gambaran tentang jumlah investasinya yang mencapai 56 Triliun dan masih akan terus berkembang seiring berjalannya pabrik. Hal ini tentunya akan makin mengukuhkan Konawe sebagai daerah dengan capaian realisasi investasi tertinggi di Sultra bahkan untuk tingkat nasional. (adv)