Penulis: Awal Kurniawan (Pemuda Sulawesi Tenggara)
Tahun 2024 akan menjadi agenda penting bagi masyarakat Indonesia dimana kita akan menghadapi pesta demokrasi yakni peralihan kepemimpinan baru dimana diharapkan mampu membawa perubahan positif Indonesia 5 tahun kedepan.
Sesuai keputusan dari Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2024 akan diselenggarakan agenda pemilihan umum (pemilu) dimana pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden akan dilangsungkan ditahun itu.
Tanggal 14 Februari pemilu legislatif dan pilpres sedangkan 27 November pemilihan kepala daerah dimana dilaksanakan serentak, Harapan pemuda tentunya dipemilu ini akan membawa perubahan positif di segala aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan keadilan sosial. tentu untuk mewujudkan itu harus ada pemimpin yang mampu mengatasi masalah generasi saat ini dan masyarakat umum.
Pagelaran politik 2024 akan menjadi ajang bagi pemuda untuk berpartisipasi pada pemilu sehingga akan memunculkan model pada perilaku politik mereka. Dalam buku memahami ilmu politik yang ditulis oleh Ramlan Surbakti dijelaskan ada 4 Model yang mempengaruhi perilaku politik.
1. Lingkungan sosial politik tak langsung seperti sistem politik, ekonomi, budaya dan media massa.
2. Lingkungan politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan.
3. Struktur kepribadian maksudnya keinginan untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis yang berwujud mekanisme, pertahanan diri dan eksternalisasi diri.
4. Terakhir faktor lingkungan sosial politik langsung berupa situasi yang dimana mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan, seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok dan ancaman dengan segala bentuknya.
Dari keempat model ini tentu sangat berpengaruh dalam partisipasi pemilu apalagi pemuda yang dalam hal ini belum banyak mempunyai kemampuan dan pengetahuan tentang politik, sehingga bisa saja menjadi sasaran dari mereka yang memiliki kepentingan untuk menjadi bagian dari kekuasaan.
Namun Ketika kita melihat kebelakang Pemuda memiliki peran yang signifikan dalam sejarah pemilu di Indonesia.dimulai Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, pemuda berperan dalam pemilu pertama yang diadakan pada 29 September 1955. Pemilu tersebut dikenal sebagai Pemilu Serentak atau Pemilu Orde Lama. Pemuda terlibat dalam kampanye, partai politik, dan proses pemungutan suara untuk memilih para perwakilan mereka. Lalu ada Gerakan Reformasi Pada tahun 1998, gerakan reformasi yang dipicu oleh mahasiswa dan pemuda mengguncang Indonesia. Pemuda turun ke jalan untuk menuntut reformasi politik, kebebasan berpendapat, dan pemilihan umum yang adil. Gerakan ini mengubah lanskap politik Indonesia dan membawa perubahan signifikan dalam sistem pemilu. Dan sekarang ada pemilu Demokratisasi, Sejak era reformasi, pemuda terus berperan dalam pemilu di Indonesia. Mereka terlibat dalam mendirikan partai politik, menjadi calon anggota legislatif, dan aktif dalam kampanye pemilu. Pemuda juga menggunakan media sosial dan teknologi digital untuk menyuarakan aspirasi mereka dan memobilisasi pemilih muda.
Dari aspek sejarah sebagai pemuda kita terus berperan aktif dan kritis menentukan hasil pemilu sehingga adil dan transparan.
Untuk menghadapi tantangan pemilu terhadap pembangunan suatu bangsa pemuda hari ini harus punya antisipasi dan proyeksi untuk memastikan partisipasi aktif, cerdas dalam proses demokrasi, contohnya memberikan pendidikan politik dengan kampanye informasi yang dilakukan organisasi kepemudaan, lembaga pemerintah tentang pentingnya hak suara pemuda baik itu dengan edukasi lewat pertemuan publik maupun lewat media massa.
Dengan mengambil langkah-langkah ini diharapkan pemuda dapat menentukan fiqur atau kandidat sebagai keterwakilan mereka membangun negara ini menjadi maju dan terus berkembang menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.**