ADIWARTA.COM: KONAWE – Bagi sebagian aktivis di Konawe, ingatan soal Ketua DPRD Konawe periode 2009-2014 mungkin masih melekat. Terlebih, satu hal yang paling sering terdengar waktu itu, adalah kepemilikan kendaraan mewah milik ketua.
Suara-suara penolakan soal kepemilikan kendaraan mewah sering terdengar kala itu. Bagaimana tidak, kemewahan itu dianggap tidak tepat di tengah kondisi ekonomi daerah yang terbilang belum stabil.
Dia adalah Kery Saiful Konggoasa (KSK), Ketua DPRD Konawe yang mendapat kecaman kala itu. Ia dianggap egois mementingkan kepuasan pribadi dengan membeli barang mewah, yang waktu itu diduga menggunakan uang daerah.
Delapan tahun menjadi rahasia, KSK yang kini menjabat sebagai Bupati Konawe dua periode akhirnya mau bercerita. Waktu itu suara-suara penolakan atas keputusannya diakuinya tidak pernah ia hiraukan.
Kisah ini kata KSK, ada kaitannya dengan investasi yang masuk ke Kabupaten Konawe, termaksud masuknya PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) yang awalnya atas kepemilikan PT. KPP Pratama.
“Delapan tahun yang lalu, ada mungkin masyarakat yang tidak ketahui. Dulu saya dipercayakan menjadi Ketua DPRD Konawe. Ada satu yang suka didemokan, karena saya pakai Alphard. Sekarang saya baru buka,” ucap KSK.
“Saya pakai Alphard didemo, karena saya Ketua DPRD pertama yang pakai Alphard,” kata Kery menambahkan.
Rupanya, ia bercerita niatnya menggunakan kendaraan mewah waktu itu adalah bagian dari promosi untuk daerah. Ia ingin menunjukkan jika Kabupaten Konawe ini adalah daerah yang kaya.
Tujuannya, ia ia ingin menumbuhkan rasa kepercayaan terhadap investor yang ingin masuk ke Konawe.
“Kita ingin tunjukkan Konawe itu kaya. Lihat Ketua DPRD-nya pakai Alphard. Waktu itu 20 investor yang datang untuk berinvestasi,” kenang KSK.
Ambisinya berlanjut saat ia menjadi Bupati Konawe periode 2013-2018. Ia mengenang, wakilnya saat itu Parinringi tau betul kisah perjuangan itu.
Ia pun mengaku, banyak orang pesimis dengan ambisinya, bahkan mengejek tentang kemampuan dirinya untuk membangun daerah.
Terbukti, perjuangannya membuahkan hasil. Sekitar 20 investor menawarkan diri. Namun, hanya satu yang bertahan yaitu PT. VDNI yang kini menjadi perusahaan besar di Kawasan Mega Industri Morosi.
KSK pun baru saja mendapat perhargaan dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai daerah dengan realisasi investasi tertinggi di Sultra.
Saat ini, ia berkomitmen untuk mendatangkan lebih banyak investasi ke Kabupaten Konawe. Beberapa diantaranya saat ini sudah mulai berlangsung.*